Banyak kajian mengenai radikalisme baik di dunia akademik sampai dunia medsos yang masih dipermainkan saat ini. Dalam segi istilah arti radikalisme ini belum menemukan titik temu, banyak perdebatan istilah.
Jakarta, Inprogres – Sampai saat ini radikalisme masih menjadi isu hangat di negara ini. Banyak kajian mengenai radikalisme baik di dunia akademik sampai dunia medsos yang masih dipermainkan saat ini. Dalam segi istilah arti radikalisme ini belum menemukan titik temu, banyak perdebatan istilah.
Diantaranya radikalisme itu sebuah perilaku yang baik tapi di lain pihak radikalisme merupakan aktifitas kekerasan atau ekstrimisme yang kebanyakan membentuk suatu kelompok. Disebutkan bahwa radikalisme ini masuk dalam kelompok/ organisasi kemasyarakatan, hal ini berupa fakta atau dugaan belaka.
Hal ini disampaikan oleh pengamat terorisme Robi Sugara sebagai moderator membuka Diskusi Kebangsaan bertajuk “Bughat dan Radikalisme Penumpang Gelap Ormas Islam: Fakta Atau Rekayasa ?” yang digelar online via zoom dan streaming YouTube oleh Islam Nusantara Center (INC). Rabu, 24 Februari 2021.
Hadir sebagai pembicara antara lain Prof. Dr. H. Abdul Munir Mulkhan, S. U (Cendekiawan Muhammadiyah), Prof. Dr. M. Ikhsan Tanggok (Guru Besar UIN Syarif Hidayatullah Jakarta), dan Sofyan Tsauri (Mantan Napi Teroris & Anggota Al-Qaeda Asia Tenggara).
Prof. Abdul Munir Mulkhan dalam makalahnya yang berjudul “Penanda dan Jejak Radikalisme dalam Gerakan Islam ?” menyampaikan bahwa ketika seseorang memaksa kondisi social kemasyarakatan dimana mereka hidup harus mengikuti apa yang mereka pandang benar, jika perlu dilakukan dengan pemaksaan dan kekerasan, laku itu tergolong radikalisme (meski diksi ini debatable).
Maksud baik mengajak semua orang menjadi ahli surga agar tidak menderita di hari akhir seperti yang ia yakini, haruslah disampaikan penuh empati dan kepercayaan penuh terhadap kehendak mutlak Tuhan untuk beri petunjuk kepada siapa saja yang dikehendaki dan atau sebaliknya.
Jika ada di sekitar kita perilaku seperti tersebut di atas meski yang termasuk ke dalam kelompok demikian menolaknya, itu adalah sebuah fakta, meski muncul setelah diprovokasi pihak lain atau bangsa lain.
Jika keinginan kita membuat seluruh manusia di dunia dan bumi beriman seperti kita beriman, lalu dimana nanti fungsi ayat al-qur’an tentang orang-orang kafir, fasik, munafik, dan kemana perginya setan dan iblis? Ia memberi istilah kelompok radikal sebagai kelompok yang berbagi surga. “Karena mereka merasa memiliki surge sendiri dan tidak mau diganggu surganya itu,” katanya.
Prof. Munir juga menjelaskan bahwa Dalam belahan ekstrim, doktrin ”hidup mulya atau mati syahid” (isy kariman au mut syahidan) ditanam pada aktvis gerakan Islam sejak tahun 1960-an bahkan sejak perang kemerdekaan melawan penjajah kolonial Belanda, Jepang, Inggris dan Portugis.
Pelatihan-pelatihan kader gerakan Islam selalu diindoktrinasi dengan keterbelahan pera-daban tersebut di atas yang diletakkan di atas doktrin isy kariman au mut syahidan tersebut. Militansi kader dibangun di atas sikap kebencian dan permusuhan terhadap peradaban modern yang diwakili negeri-negeri Barat dan Amerika.
Sementara itu, mantan narapidana terorisme Sufyan Tasuri mengatakan bahwa walaupun radikalisme atau ekstrimisme ini tidak bisa disandarkan salah satu agama saja, namun pada kenyataannya mereka yang ekstrim ini menisbatkan pada Islam, apabila ada yang menyelisihi mereka maka yang menyelisihi tersebut telah menentang Islam.
“Para kaum radikalis ini berbuat ekstrim juga memiliki dalil atau dasar yang ada pada agama Islam.sehingga sangat mudah mendoktrin orang lain. Dengan ini mereka memiliki batu loncatan yang awalnya doktrinasi akan tumbuh aplikasi yakni terorisme,” ujar Sufyan Tsauri.
Sedangkan Prof. Dr. M. Ikhsan Tanggok lebih menyoroti pertanyaan, sebenarnya apa solusi yang paling tepat untuk meredam paham radikalisme? sementara saling tuduh menuduh bukan hanya antar agama bahkan ditubuh islam sendiri, semua berargumen dengan teks agama? “Dilihat dulu apa yang membuat orang menjadi radikal, diperbaiki sumbernya yang membuat orang itu menjadi radikal,” katanya.
Bagaimana membangun dialog kelompok ekstrim dengan.pemerintah, jika pemerintah bersikap represif terhadap kelompok yg mencurigakan merongrong kesatuan NKRI? Apakah akan ada kemungkinan polarisasi masyarakat ini berkembang menjadi peperangan ?
Ikhsan menjawab “Baik pemerintah dan kelompok ekstrim harus membuka diri, dan jadikanlah dialog sebagai bagian budaya kita yang berasaskan Pancasila.” (Zainul Wafa)
Wakil Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Imdadun Rahmat mengatakan pihaknya telah memaafkan Dosen UIN Syarif Hidayatullah, Zubair, yang menyebut NU tidak progresif dan tidak maju-maju. Imdadun mengatakan PBNU sudah terbiasa menghadapi perbedaan pendapat. “Wong tidak minta maaf saja dimaafkan kok, apalagi minta maaf. Karena kami kan terbiasa menghadapi perbedaan pendapat,” kata Imdadun Rahmat di Cikini, Jakarta Pusat, Rabu (3/11/2021).
Imdadun menyebut PBNU tidak mempermasalahkan pernyataan Zubair yang mengatakan paham Asy’ariyah tidak progresif dan terbelakang. Dia menyebut anggapan negatif tentang Asy’ariyah sudah terbantahkan.
“Karena justru negara-negara yang mengikuti akidah Asy’ari Maturidi itu mengalami proses keunggulan peradaban, baik pada masa klasik maupun saat ini. Justru mereka yang mengikuti mazhab Asy’ari Maturidi itu menempatkan Islam secara moderat, moderat, tidak ekstrem,” katanya.
Lebih lanjut, Imdadun menyebut PBNU tak mempermasalahkan Zubair yang memberikan opini. Imdadun juga menyinggung pihak yang menghujat PBNU.
“Wong yang memang betul-betul menghujat, menghina, kami maafkan, apalagi sekadar beropini,” ucapnya.
PBNU, kata Imdadun adalah organisasi yang terbuka dengan kemajuan. Dia mengatakan PBNU mampu menghormati perbedaan yang ada.
“Kita sudah welcome dan mengembangkan, dan jadi bagian dari kemajuan modernitas kok. Ini yang penting adalah fakta bahwa NU itu merepresentasikan kelompok paham keagamaan,” tutur Imdadun.
Zubair telah meminta maaf usai menyebut NU tidak progresif dan tidak maju-maju. Zubair menyatakan tak bermaksud memojokan PBNU.
Pernyataan itu disampaikan Zubair saat perkuliahan kepada mahasiswanya dan kemudian videonya bocor tersebar di media sosial. Dalam perkuliahan itu, Zubair awalnya berbicara mengenai Asy’ariyah.
“Asy’ariah itu membingungkan, sudah membingungkan tidak produktif, tidak progresif, tidak inovatif, tidak kreatif. Bikin orang bodoh dan bikin orang terbelakang, itulah Asy’ariyah. Makanya NU nggak maju-maju itu karena Asy’ariyah terlalu kuat. Muhammadiyah maju dia karena memang berkemajuan,” ujar Zubair seperti video yang dilihat, Rabu (3/11).
Zubair kemudian buka suara usai video perkuliahannya itu viral di media sosial. Zubair menyesal telah menyinggung NU dan Muhammadiyah.
“Menyampaikan permohonan maaf yang setulus-tulusnya kepada seluruh umat Islam terkhusus kepada keluarga besar Nahdlatul Ulama, karena kekhilafan dan kelalaian saya telah menyakiti hati dan perasaan mereka. Juga kepada keluarga besar Muhammadiyah karena kecerobohan, telah mengusik ketentraman mereka dengan membandingkannya dengan keluarga besar Nahdlatul Ulama,” ujar Zubair.
Inprogres, Jakarta – Pemerintah memperbarui data kasus virus Corona (COVID-19) skala nasional. Data terbaru menunjukkan ada penambahan positif Corona sebanyak 81 orang. “Ada penambahan kasus baru sebanyak 81 orang, sehingga total 450 orang,” kata juru bicara pemerintah untuk penanganan virus Corona, Achmad Yurianto, dalam konferensi pers di BNPB, Jakarta Timur, Sabtu (21/3/2020).
Ada penambahan pasien yang sembuh menjadi 4 orang. Kasus yang sembuh secara total adalah 20 kasus.
“Kemudian ada tambahan jumlah kasus 2 kali dinyatakan pemeriksaan negatif, klinis membaik dan sembuh sebanyak 4, total sembuh 20,” ujarnya.
Sementara untuk pasien positif Corona yang meninggal bertambah 6 orang menjadi total 38 orang. asl/ron
Kota Baubau merupakan salah satu daerah di Sulawesi yang menyimpan sejarah dan prospek perekonomian yang potensial.
Suwardiman
Geliat pembangunan terasa ketika menjajaki kota Baubau yang dikenal sebagai ”Negeri Seribu Benteng” ini. Perjalanan dari Bandara Betoambari menuju pusat kota dapat ditempuh selama 30 menit dengan kualitas jalan aspal yang mulus.
Memasuki pusat kota, ciri khas kota yang sedang bertumbuh mulai terasa. Menjamurnya ruko dan pusat perbelanjaan, rumah makan, serta jalanan padat kendaraan tampak di sejumlah titik kota. Bahkan, sebuah mal yang cukup megah beroperasi sejak tahun 2015 dan dilengkapi dengan fasilitas bioskop.
Dalam usia dua windu sebagai daerah otonom, pembangunan di Kota Baubau berjalan pesat.
Hal ini tampak dari pertumbuhan infrastruktur dasar kota, seperti pembangunan pasar, pelabuhan, penambahan, dan pengaspalan jalan untuk menunjang kota Baubau sebagai pusat perdagangan dan jasa bagi daerah-daerah di sekitarnya.
Tak heran, pertumbuhan Baubau tampak lebih menonjol apabila dibandingkan daerah-daerah lainnya hasil pemekaran Kabupaten Buton pada tahun 2001.
Dengan segala potensi yang dimiliki, kontestasi politik yang berlangsung di ”Negeri Seribu Benteng” ini seharusnya menjadi pertarungan visi dan strategi calon kepala daerah untuk mencapai batas maksimal pertumbuhan yang bisa dicapai kota Baubau.
Kontestasi politik
Maraknya jumlah peserta seolah menjadi ciri khas dalam setiap kontestasi politik lokal yang berlangsung di Kota Baubau. Pada pilkada yang berlangsung tahun 2012, tercatat ada enam pasangan yang bertarung untuk memperebutkan kursi wali kota dan wakil wali kota.
Sebanyak 68 persen dari 107.795 jumlah pemilih yang menggunakan hak pilihnya pada pilkada saat itu. Pasangan AS Thamrin-Wa Ode Maasra Manarfa meraih 26.105 suara (36,43%) dan berhasil merebut kursi Wali Kota dan Wakil Wali Kota Baubau periode 2012-2017.
Setelah satu periode menjabat, pasangan tersebut pecah kongsi. Masing-masing mencalonkan diri dan akan bertarung memperebutkan jabatan wali kota pada pilkada tanggal 27 Juni mendatang.
Pada pilkada kontestasi politik kali ini pun, Pilkada Kota Baubau diramaikan cukup banyak peserta, yaitu lima pasangan calon (paslon). Sebanyak empat paslon diusung koalisi partai politik dan satu pasangan menjadi calon perseorangan.
Sebelumnya, ada enam paslon yang mendaftarkan diri sebagai peserta pilkada Kota Baubau, termasuk di antaranya dua paslon dari jalur perseorangan.
Namun, KPU Kota Baubau tidak meloloskan salah satu pasangan dari jalur perseorangan, yakni Nursalam-Nurman Dani, karena gagal memenuhi persyaratan.
Syarat yang ditetapkan KPU Kota Baubau bagi paslon perseorangan adalah dukungan minimal 11.427 pemilih dan tersebar di minimal lima kecamatan.
Jika melihat modal politik masing-masing pasangan calon, tampak distribusi kekuatan setiap paslon cenderung merata. Distribusi dukungan dari parpol pemilik kursi di DPRD Kota Baubau tersebar merata untuk empat paslon yang akan bertarung.
Pasangan nomor urut satu Roslina Rahim-La Ode Yasin diusung Partai Hanura dan Partai Kebangkitan Bangsa. Jika diandaikan perolehan suara yang diraih parpol dalam pemilu bisa menjadi ”modal awal” paslon pilkada, maka jumlahnya menjadi seperti berikut.
Akumulasi modal suara koalisi parpol berdasarkan hasil Pemilu Legislatif 2014 untuk pasangan Roslina Yasin sebanyak 10.261 (14 persen) suara dengan lima kursi di DPRD Kota Baubau.
Sementara pasangan nomor urut dua, AS Tamrin-La Ode Ahmad Monianse diusung Partai Amanat Nasional, Partai Nasional Demokrat, Partai Golkar, dan PDI-P.
Pasangan nomor urut tiga, Wa Ode Maasra Manarfa-Ikhsan Ismail, diusung Partai Bulan Bintang dan Partai Gerindra yang pada Pemilu 2014 berhasil mengumpulkan 15.654 (21 persen) suara pemilih dengan lima kursi DPRD.
Sedangkan pasangan nomor urut empat, Yusran Fahim-Ahmad Arfa, diusung Partai Demokrat, Partai Persatuan Pembangunan, dan Partai Keadilan Sejahtera, memiliki akumulasi modal suara 18.117 (24 persen) suara dengan enam kursi di DPRD.
Akumulasi suara empat parpol pendukung pasangan ini adalah 28.113 (38 persen) suara dengan sembilan kursi parlemen Kota Baubau.
Pasangan nomor urut lima yang maju sebagai paslon perseorangan, Ibrahim Marsela-Ilyas, memenuhi persyaratan minimal penyertaan dokumen salinan 11.427 KTP sesuai yang ditetapkan KPU.
Potensi ekonomi
Kota Baubau menyimpan kekayaan sejarah dan budaya. Daya tarik kota pelabuhan yang pernah berjaya pada masa kerajaan Buton ini sudah terkenal sejak abad ke-15.
Jejak sejarah keraton Buton yang dikeliling benteng sepanjang 2.740 meter memanjang dari utara ke arah selatan kota masih tersimpan dan menjadi ikon pariwisata Kota Baubau.
La Ode Rabani dalam buku Negeri Seribu Benteng (2012) mencatat bahwa letak Kesultanan Buton sangat strategis dalam jalur perdagangan di masa lalu. Secara geografis, posisi pelabuhan Baubau sangat penting dalam lalu lintas perdagangan rempah dari dan ke Maluku dan menjadi persinggahan kapal-kapal dagang.
Karakteristik geografis Kota Baubau yang strategis ini bisa menjadi modal pembangunan daerah di wilayah tersebut. Sejak lama kota ini menjadi salah satu pintu perdagangan utama bagi Provinsi Sulawesi Tenggara.
Potensi pertumbuhan kota pelabuhan ini semakin meningkat dengan rampungnya terminal penumpang baru Pelabuhan Marhum yang diresmikan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi pada 19 Februari 2017.
Pelabuhan Marhum merupakan pelabuhan utama tersier yang terhubung dengan pelabuhan besar lain dan menjadi pelabuhan penghubung menuju pelabuhan Bitung, Ambon, dan Sorong.
Arus perdagangan dan migrasi penduduk akan meningkat seiring makin banyaknya kapal transit dari Jawa dan Makasar menuju Maluku, Papua Barat, dan Papua.
Visi pembangunan jangka panjang kota ini pun difokuskan pada perdagangan dan pelayanan jasa. Seperti disebut dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJMD), Kota Baubau diarahkan menjadi penghubung kawasan barat dan timur Indonesia.
Selain itu, kota ini juga dirancang menjadi pusat pelayanan jasa dengan menciptakan iklim investasi dan perdagangan yang kondusif.
Baubau dirancang menjadi kota jasa dan perdagangan.
Struktur perekonomian Baubau disokong tiga sektor utama. Sektor yang paling besar menyumbang perekonomian kota ini adalah sektor konstruksi/bangunan (21,09 persen).
Hal ini sejalan dengan geliat pembangunan menata wajah kota selama beberapa tahun terakhir. Penyerapan tenaga kerja untuk sektor ini pun cukup besar. Sensus Ekonomi 2016 yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik mencatat, tak kurang 475 unit usaha sektor konstruksi yang menyerap 58.776 tenaga kerja di Baubau.
Sektor kedua terbesar adalah sektor perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan motor yang berkontribusi sekitar 18 persen bagi perekonomian Kota Baubau.
Peningkatan jumlah penduduk dan kepemilikan kendaraan bermotor boleh jadi merupakan stimulan pada sektor ini. Sementara sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan menyumbang 15 persen terhadap pertumbuhan perekonomian Kota Baubau.
Badan Pusat Statistik mencatat, ketiga sektor tersebut menyokong lebih dari separuh perekonomian Kota Baubau, yaitu sebesar 53,36 persen pada tahun 2013, sebesar 52,74 persen pada tahun 2014, dan 52,69% pada tahun 2015.
Pertumbuhan perekonomian Baubau juga didukung potensi 64,38 persen atau 101.910 penduduk usia produktif dari total populasi 158.300 jiwa penduduk kota ini. Tingkat kesempatan kerja sekitar 93 persen dan sebagian terbesar diserap oleh sektor usaha mikro kecil.
Hasil sensus ekonomi yang dilakukan BPS mencatat jumlah usaha perdagangan besar eceran, reparasi/perawatan mobil dan sepeda motor merupakan unit usaha yang paling dominan. Tak kurang dari 9.815 jenis unit usaha itu tersebar di Kota Baubau.
Pertumbuhan perekonomian di Kota Baubau cukup signifikan selepas menjadi daerah otonom 16 tahun lalu. Kualitas hidup masyarakat Baubau pun cenderung meningkat. Hal ini setidaknya terukur dari pertumbuhan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) kota ini yang rata-ratanya tumbuh 0,8 persen per tahun.
Aktivitas ekonomi, peningkatan angka harapan hidup, serta daya beli masyarakat merupakan bagian dari indikator yang menentukan peningkatan kualitas hidup warga Kota Baubau. IPM Kota Baubau (73,99) lebih tinggi dibandingkan IPM Provinsi Sulawesi Tenggara (69,31), bahkan lebih tinggi daripada IPM nasional (70,18).
Kota Baubau berpotensi menjadi magnet perekonomian di wilayah Sulawesi Tenggara. Modal potensi daerah yang menyimpan kekuatan sejarah dan budaya menjadi nilai tambah bagi pertumbuhan kota ini. Pengembangan industri pariwisata yang belum digarap secara lebih serius menjadi potensi besar bagi Kota Baubau.
Pada akhirnya, kemampuan pemimpin daerah dalam mengelola arah pembangunan kota yang akan menentukan sejauh mana pertumbuhan Kota Baubau sebagai pusat jasa dan perdagangan kawasan. (SUWARDIMAN/LITBANG KOMPAS)